Kilas Trending – Gempa menjadi salah satu bencana alam yang sering menimbulkan banyak korban. Oleh karena itu, pada posting kali ini kami akan berbagi tentang jenis-jenis gempa berdasarkan penyebabnya dan apa yang harus dilakukan ketika gempa bumi terjadi.

 

Sekilas tentang Gempa Bumi

 

Jenis-jenis Gempa Bumi dan Cara Menyelamatkan Diri Saat Terjadi Gempa
Sumber: ekosistem.co.id

Pengertian gempa bumi adalah getaran atau getar-getar yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam bumi secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismik.

 

Umumnya, gempa bumi disebabkan oleh pergerakan kerak Bumi (lempeng-lempeng Bumi) pada suatu wilayah tertentu.


Baca juga: Mitos dan Fakta Lintang Kemukus, Diyakini Sebagai Pertanda Buruk

 

Seismometer merupakan alat pengukur gempa bumi. Moment magnitudo menjadi skala yang paling umum di mana gempa Bumi terjadi untuk seluruh dunia.

 

Sedangkan Skala Rickter merupakan skala yang dilaporkan oleh observatorium seismologi nasional yang diukur pada skala besarnya lokal 5 magnitude.

 

Gempa 3 magnitude atau lebih sebagian besar hampir tidak terasa. Tetapi jika sudah di atas 7 magnitude maka berpotensi menyebabkan kerusakan serius di suatu wilayah yang paling dekat dengan pusat gempa. Tapi juga tergantung pada kedalaman gempa.

 

Tidak ada batasan berapa besaran magnitude gempa, tetapi dalam sejarah, tercatat gempa bumi paling besar telah mencapai lebih dari 9 magnitudo (per Maret 2011).

 

Jenis-jenis Gempa Berdasarkan Penyebabnya

 

Jenis-jenis Gempa Bumi dan Cara Menyelamatkan Diri Saat Terjadi Gempa

Ada 5 jenis gempa bumi berdasarkan penyebab terjadinya, antara lain:

 

1. Gempa Tektonik

 

Gempa Tektonik merupakan gempa bumi yang disebabkan oleh adanya pergeseran lempengan bumi. Gempa ini bisa memiliki getaran mulai dari yang sangat kecil, hingga getaran paling besar.

 

Gempa tektonik berskala besar dapat menghancurkan dan memporak-porandakan apapun di atas permukaan bumi.

 

Gempa tektonik menjadi gempa yang paling sering terjadi di Indonesia. Gempa tektonik yang terjadi di laut dapat menyebabkan tsunami yang akan menghantam daratan dan dapat menghancurkan daerah pesisir.


Baca juga: Waspada! Dua Wilayah di Pulau Jawa Berisiko Tsunami 20 Meter

 

Seperti gempa yang terjadi di Lombok dan Palu beberapa waktu lalu, banyak infrastruktur yang berantakan serta hampir rata dengan tanah.

 

Getaran gempa tektonik dapat lebih luas merambah bagian bumi. Artinya, ketika terjadi gempa di wilayah tertentu, daerah lainnya bisa turut merasakan bergantung pada titik awal lokasi gempa tersebut.

 

Gempa tektonik lebih banyak terjadi di daerah-daerah yang menempati siklum pasifik dan siklum mediterani.

 

2. Gempa Vulkanik

 

Gempa Vulkanik adalah gempa bumi yang terjadi lantara adanya pergerakan magma di dalam perut bumi. Biasanya, gempa vulkanik terjadi saat gunung berapi dalam keadaan aktif dan beberapa saat sebelum gunung berapi tersebut meletus.

 

Gempa vulkanik terjadi lantaran adanya tekanan gas yang sangat besar pada bagian sumbatan kawah.

 

Getaran gempa vulkanik biasanya hanya dirasakan pada daerah di sekitar gunung berapi. Bila dibandingkan dengan gempa tektonik, gempa vulkanik cenderung tidak terlalu berbahaya. Hal yang lebih berbahaya pada gempa vulkanik ialah fenomena dari meletusnya gunung berapi.

 

Gempa yang satu ini juga sering terjadi di Indonesia, karena memiliki banyak gunung berapi aktif. Gempa vulkanik biasanya hanya terjadi dan dirasakan oleh penduduk yang berada di sekitar gunung berapi.


Baca juga: Pesona Bunga Edelweis, ‘Bunga Abadi’ yang Hanya Ada di Gunung

 

3. Gempa Bumi Runtuhan

 

Gempa bumi runtuhan adalah gempa yang terjadi akibat dari adanya tanah longsor. Tanah longsor tersebut dapat diakibatkan oleh erosi atau gunung kapur yang runtuh. Atau dapat terjadi juga karena getaran dari tempat penambangan yang runtuh.

 

Getaran yang terjadi dari gempa runtuhan berasal dari bebatuan yang jatuh akibat tanah longsor ke kulit bumi. Getaran yang dihasilkan cenderung lemah dan tidak akan meluas ke daerah lain dan sewajarnya hanya dirasakan oleh penduduk di sekitar tempat terjadinya runtuhan.

 

Gempa bumi runtuhan amat jarang terjadi. Jika memang terjadi, artinya menandakan ada kerusakan alam yang terjadi di daerah gempa tersebut.

 

4. Gempa Bumi Tumbukan

 

Gempa bumi tumbukan adalah gempa yang diakibatkan oleh jatuhnya benda langit seperti asteroid dan meteor ke permukaan bumi.

 

Getaran gempa dihasilkan karena dampak dari bertabrakannya benda langit dengan permukaan bumi.

 

Hasil tabrakan tersebut, selain menyebabkan getaran pada permukaan bumi juga menimbulkan kawah atau lubang di permukaan bumi. Besarnya kawah bergantung dari ukuran benda langit yang menghantam permukaan bumi, bisa berukuran kecil atau besar.

 

Di zaman sekarang, gempa bumi tumbukan sangat jarang terjadi. Pasalnya, dalam beberapa tahun belakangan belum ada suatu peristiwa jatuhnya benda-benda langit yang berukuran besar menghantam permukaan bumi dan menimbulkan gempa.

 

5. Gempa Bumi Buatan

 

Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan adanya getaran dari pemakaian bahan peledak dengan daya ledak yang sangat besar.

 

Artinya, gempa bumi ini secara tak langsung merupakan buatan manusia, bukan terjadi secara alami. Biasanya, ketika hendak meruntuhkan gedung-gedung bertingkat untuk digantikan dengan gedung yang baru, manusia menggunakan bahan peledak supaya lebih efisien dari segi waktu dan biaya.

 

Gempa buatan juga ada yang terjadi karena uji coba bahan peledak. Uji coba bom nuklir atau bahan peledak lain yang memiliki daya ledak setara dengan bom nuklir, dapat menimbulkan gempa di sekitar tempat kejadian.

 

Gempa buatan bersifat lokal, artinya hanya dirasakan oleh penduduk di sekitar terjadinya ledakan.

 

Jenis-jenis Gempa Berdasarkan Kedalaman

 

Ada 3 jenis gempa bumi berdasarkan kedalaman gempa, antara lain:

 

1. Gempa Bumi Dalam

 

Gempa bumi dalam ialah gempa bumi yang hiposentrumnya (pusat gempa) berada lebih dari 300 km di bawah permukaan bumi (di dalam kerak bumi). Pada umumnya, gempa bumi dalam tidak begitu berbahaya.

 

2. Gempa Bumi Menengah

 

Gempa bumi menengah ialah gempa bumi yang hiposentrumnya (pusat gempa) berada antara 60-300 km di bawah permukaan bumi. Pada umumnya, gempa bumi menengah getarannya lebih terasa dan menimbulkan kerusakan ringan.

 

3. Gempa Bumi Dangkal

 

Gempa bumi dangkal ialah gempa bumi yang hiposentrumnya (pusat gempa) berada kurang dari 60 km dari permukaan bumi. Biasanya, gempa bumi dangkal menimbulkan kerusakan yang masiv.

 

Jenis-jenis Gempa Berdasarkan Gelombang/Getarannya

 

Gempa berdasarkan gelombang/getarannya terdiri dari dua jenis, yakni Gelombang Primer, dan Gelombang Sekunder.

 

Gempa Gelombang Primer (gelombang lungituudinal) merupakan gelombang atau getaran yang merambat di tubuh bumi dengan kecepatan antara 7-14 km/detik. Getaran ini berasal dari hiposentrum gempa.

 

Sedangkan Gempa Gelombang Sekunder (gelombang trasversal) merupakan gelombang atau getaran yang merambat. Kecepatannya sudah berkurang dibandingkan gelombang primer, yakni antara 4-7 km/detik. Gelombang sekunder tidak dapat merambat lewat lapisan cair.

 

Penyebab Terjadinya Gempa Akibat Pergerakan Lempeng Bumi

 

Gempa bumi lebih banyak disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan karena adanya pergerakan lempengan Bumi.

 

Pergeseran lempengan Bumi semakin lama menghasilkan tekanan yang kian membesar dan pada waktunya mencapai pada keadaan di mana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan, sehingga menimbulkan gempa Bumi.

 

Pergeseran lempeng Bumi disertai dengan pelepasan sejumlah energi yang besar sehingga mengakibatkan gempa Bumi.

 

Selain pergeseran, pergerakan lempeng Bumi yang saling menjauhi satu sama lain juga dapat menimbulkan gempa Bumi. Hal ini dikarenakan ketika dua lempeng Bumi bergerak saling menjauh, maka di antara keduanya akan terbentuk lempeng baru.

 

Lempeng baru yang terbentuk akan mendapatkan tekanan yang besar dari dua lempeng lama, karena berat jenisnya jauh lebih kecil dari lempeng lama sehingga lempeng baru akan bergerak ke bawah dan menimbulkan pelepasan energi yang juga sangat besar.

 

Kemudian gempa bumi juga dapat diakibatkan oleh gerak lempeng yang saling mendekat. Pergerakan dua lempeng yang saling mendekat juga menjadi sebab terbentuknya gunung.

 

Seperti yang terjadi pada gunung Everest. Gunung terus tumbuh tinggi akibat gerak lempeng di bawahnya yang terus mendekat dan saling bertumbuk.

 

Gempa Bumi akan sering terjadi di daerah sekitar perbatasan lempengan-lempengan Bumi. Gempa dengan dampak paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional.

 

Kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit ke dalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 kilometer.

 

Beberapa Gempa Bumi Besar yang Terjadi Sepanjang Sejarah

 

Jenis-jenis Gempa Bumi dan Cara Menyelamatkan Diri Saat Terjadi Gempa

Ada begitu banyak gempa yang terjadi sepanjang sejarah, beberapa menimbulkan dampak yang parah sehingga mengakibatkan ribuan orang tewas dan kerugian harta benda yang begitu besar. Adapun beberapa gempa besar yang pernah tercatat dalam sejarah, antara lain:

 

Gempa Sulawesi Tengah (28 September 2018)

 

Gempa Bumi yang terjadi di Sulawesi Tengah pada 28 September 2018 berkekuatan 7,4 Skala Richter pada kedalaman 10 kilometer.

 

Gempa Bumi yang mengakibatkan tsunami lokal hingga setinggi 10 meter di Kota Palu dan pesisir Teluk Palu ini berpusat di Kecamatan Sirenja, Kabupaten Donggala.

 

Rangkaian bencana gempa, tsunami, dan likuefaksi yang terjadi mengakibatkan korban tewas sebanyak 3.679 jiwa dan puluhan ribu orang mengungsi ke dataran tinggi.

 

Gempa juga dapat dirasakan sampai di Kota Makassar dan di kota-kota pesisir Kalimantan Timur, seperti Balikpapan, Samarinda, dan Bontang.

 

Gempa Bumi Lombok (5 Agustus 2018)

 

Gempa yang terjadi berkekuatan 7,0 Skala Richter dengan kedalaman 15 kilometer. Gempa Bumi Lombok mengakibatkan 483 orang meninggal dunia, 417.529 orang mengungsi, 71.734 rumah rusak, 671 fasilitas pendidikan rusak, 115 masjid rusak, 65 fasilitas kesehatan rusak, dan 6 jembatan rusak.

 

Gempa Bumi Mentawai (2 Maret 2016)

 

Gempa ini berkekuatan 7,8 Skala Richter dan berpusat 682 kilometer barat daya Kepulauan Mentawai dengan kedalaman 10 km.

 

Gempa Bumi Sumatera (11 April 2012)

 

Gempa bumi yang terjadi di sepanjang Pulau Sumatera ini berkekuatan 8,6 Skala Richter, berpotensi sampai Aceh, Sumatera Utara, Bengkulu, dan Lampung. Gempa bahkan dapat dirasakan sampai India.

 

Gempa Bumi Jepang (11 Maret 2011)

 

Gempa berkekuatan 9,0 Skala Richter ini terjadi 373 km dari kota Tokyo dan menimbulkan gelombang tsunami di sepanjang pesisir timur Jepang.

 

Gempa Bumi Mentawai (26 Oktober 2010)

 

Gempa Bumi di Mentawai yang terjadi pada 26 Oktober 2010 ini berkekuatan 7,2 Skala Richter dan menimbulkan tsunami. Korban tewas yang ditemukan mencapai 156 orang.

 

Gempa Bumi Chili (27 Februari 2010)

 

Gempa Bumi yang terjadi di Chili pada 27 Februari 2010 berkekuatan 8,8 Skala Richter dan menimbulkan tsunami menyeberangi Samudra Pasifik yang menjangkau hingga Kepulauan Hawaii, Jepang, Selandia Baru, dan Australia. Korban tewas mencapai 432 orang.

 

Gempa Bumi Haiti (12 Januari 2010)

 

Gempa bumi berpusat di dekat kota Leogane dengan kekuatan 7,0 Skala Richter. Gempa ini berdampak pada 3 juta penduduk dengan perkiraan korban mencapai 230 ribu orang meninggal dunia, 300 ribu orang luka, dan 1 juta orang kehilangan tempat tinggal.

 

Gempa Bumi Sumatra Barat (30 September 2009)

 

Gempa Bumi yang terjadi di Sumatra Barat pada 30 September 2009 ini merupakan gempa tektonik yang disebabkan pergeseran patahan Semangko.

 

Gempa berkekuatan 7,6 Skala Richter ini mengguncang Padang-Pariaman dan mengakibatkan korban tewas mencapai 1.100 orang dan ribuan orang terperangkap dalam reruntuhan bangunan.

 

Gempa Bumi Sichuan (12 Mei 2008)

 

Gempa yang terjadi di Provinsi Sichuan, China pada 12 Mei 2008 ini mengakibatkan sekitar 80 ribu orang tewas, dan jutaan warga kehilangan tempat tinggal.

 

Gempa Bengkulu (12 September 2007)

 

Gempa Bumi yang terjadi di Bengkulu pada 12 September 2007 ini memiliki kekuatan 7,9 Skala Richter.

 

Gempa Sumatra Barat (6 Maret 2007)

 

Pada 6 Maret 2007 gempa juga pernah terjadi di Sumatra Barat, Indonesia. Dengan laporan korban tewas mencapai 79 orang.

 

Gempa Yogyakarta dan Jawa Tengah (27 Mei 2006)

 

Gempa Bumi tektonik di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah ini terjadi pada 27 Mei 2006 selama kurang lebih 57 detik. Gempa ini berkekuatan 5,9 Skala Richter dan mengakibatkan lebih dari 6 ribu orang tewas dan 300 ribu keluarga kehilangan tempat tinggal.

 

Gempa Bumi Kashmir (8 Oktober 2005)

 

Gempa Bumi yang berpusat di Kashmir, Pakistan pada 8 Oktober 2005 ini mengguncang kawasan Asia Selatan dengan kekuatan 7,6 Skala Richter. Korban tewas mencapai lebih dari 1.500 orang.

 

Gempa Bumi Aceh dan Sumatra Utara (26 Desember 2004)

 

Gempa Bumi yang terjadi pada 26 Desember 2004 ini berkekuatan 9,0 Skala Richter dan menimbulkan gelombang tsunami di Samudra Hindia. Bencana alam ini telah mengakibatkan lebih dari 220 ribu korban meninggal dunia dan ribuan orang hilang.

 

Gempa India (26 Januari 2004)

 

Gempa yang terjadi pada 26 Januari 2004 ini mengguncang India dan sekitarnya. Gempa berkekuatan 7,7 Skala Richter dan merenggut lebih dari 3.420 korban jiwa.

 

Gempa Bumi Iran (26 Desember 2003)

 

Gempa berkekuatan 6,5 Skala Richter ini terjadi di Bam, barat daya Iran dan mengakibatkan 41 ribu lebih korban meninggal dunia.

 

Gempa Bumi Afganistan (21 Mei 2002)

 

Gempa Bumi yang terjadi di Afganistan pada 21 Mei 2002 ini berkekuatan 5,8 Skala Richter dan mengakibatkan lebih dari 1.000 orang tewas.

 

Gempa Bumi India (26 Januari 2001)

 

Gempa yang mengguncang India pada 26 Januari 2001 ini berkekuatan 7,9 Skala Richter dan menewaskan 2.500 orang. Tetapi, ada juga yang menyebutkan jumlah korban mencapai 13 ribu orang.

 

Gempa Bumi Taiwan (21 September 1999)

 

Gempa berkekuatan 7,6 Skala Richter ini terjadi di Taiwan pada 21 September 1999 dan mengakibatkan 2.400 korban meninggal dunia.

 

Gempa Bumi Turki (17 Agustus 1999)

 

Gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter ini terjadi di bagian barat Turki dan merenggut 17 ribu korban jiwa.

 

Gempa Colombia (25 Januari 1999)

 

Gempa yang terjadi di bagian barat Colombia pada 25 Januari ini berkekuatan magnitudo 5 dan mengakibatkan 1.171 korban tewas.

 

Gempa Bumi Afganistan dan Tajikistan (30 Mei 1998)

 

Gempa berkekuatan 6,9 Skala Richter yang terjadi di utara Afganistan dan Tajikistan, mengakibatkan sekitar 5 ribu orang tewas.

 

Gempa Bumi Kobe, Jepang (17 Januari 1995)

 

Gempa berkekuatan 7,2 Skala Richter yang merenggut 6 ribu jiwa ini terjadi di Kobe, Jepang pada 17 Januari 1995.

 

Gempa Latur, India (30 September 1993)

 

Gempa Bumi yang menewaskan sekitar 1.000 orang ini berkekuatan 6,0 Skala Richter, terjadi di Latur, India pada 30 September 1993.

 

Gempa Bumi Flores, Indonesia (12 Desember 1992)

 

Gempa yang terjadi di Flores, Indonesia pada 12 Desember 1992 ini berkekuatan 7,9 Skala Richter dan mengakibatkan korban tewas sebanyak 2.500 orang.

 

Gempa Bumi Iran (21 Juni 1990)

 

Gempa berkekuatan 7,3 Skala Richter yang terjadi di barat laut Iran pada 21 Juni 1990 ini mengakibatkan korban tewas mencapai 50 ribu orang.

 

Gempa Bumi Armenia (7 Desember 1988)

 

Gempa Bumi berkekuatan 6,9 Skala Richter ini terjadi di barat laut Armenia pada 7 Desember 1988 dan mengakibatkan 25 ribu orang tewas.

 

Gempa Meksiko (19 September 1985)

 

Gempa yang terjadi pada 19 September 1985 di Meksiko Tengah ini berkekuatan 8,1 Skala Richter dan mengakibatkan korban tewas mencapai 9.500 orang.

 

Gempa Bumi Iran (16 September 1978)

 

Gempa yang terjadi di timur laut Iran pada 16 September 1978 berkekuatan 7,7 Skala Richter dan merenggut korban tewas mencapai 25 ribu orang.

 

Gempa Bumi Rumania (4 Maret 1977)

 

Gempa Bumi yang terjadi pada 4 Maret 1977 di Vrancea, timur Rumania berkekuatan 7,4 Skala Richter dan menewaskan lebih dari 1.570 orang. Gempa ini menghancurkan sebagian besar dari ibu kota Rumania, Bukares.

 

Gempa Bumi Tangshan (28 Juli 1976)

 

Gempa bumi berkekuatan 7,8 SR ini terjadi di Tangshan, China pada 28 Juli 1976 dan mengakibatkan 240 ribu orang tewas.

 

Gempa Bumi Guatemala (4 Februari 1976)

 

Gempa Bumi berkekuatan 7,5 SR terjadi di Guatemala pada 4 Februari 1976. Mengakibatkan korban tewas mencapai 22.778 orang.

 

Gempa Bumi Valdivia (22 Mei 1960)

 

Gempa bumi yang terjadi di Valdivia, Chile pada 22 Mei 1960 ini mengakibatkan korban tewas sebanyak 1.665 orang, ribuan orang luka-luka, dan jutaan orang kehilangan tempat tinggal.

 

Gempa berkekuatan 9,5 Skala Richter ini juga menjadi gempa bumi dengan skala terbesar yang pernah tercatat dalam sejarah.

 

Gempa Bumi Maghribi (29 Februari 1960)

 

Gempa yang terjadi di barat daya pesisir pantai Atlantik ini berkekuatan 5,7 SR. Mengakibatkan sekitar 12 ribu orang tewas dan menghancurkan seluruh kota Agadir.

 

Gempa Erzincan, Turki (26 Desember 1939)

 

Gempa berkekuatan 7,9 SR ini mengguncang wilayah Erzincan, Turki pada 26 Desember 1939 dan mengakibatkan 33 ribu lebih orang tewas.

 

Gempa Bumi Chillan (24 Januari 1939)

 

Gempa berkekuatan 8,3 SR di Chillan, Chili pada 24 Januari 1939 ini mengakibatkan kematian sebanyak 28 ribu orang.

 

Gempa Bumi Quetta (31 Mei 1935)

 

Gempa Bumi yang terjadi pada 31 Mei 1935, mengguncang Quetta, India dengan kekuatan 7,5 SR dan menewaskan lebih dari 50 ribu orang.

 

Gempa Bumi Yokohama (1 September 1923)

 

Gempa Bumi di Yokohama, Jepang pada 1 September 1923 berkekuatan 8,3 SR dan mengakibatkan sedikitnya 140 orang tewas.

 

Apa yang Harus Dilakukan Ketika Terjadi Gempa?

 

Jenis-jenis Gempa Bumi dan Cara Menyelamatkan Diri Saat Terjadi Gempa

Jika kita melihat sejarah gempa bumi besar yang terjadi di berbagai wilayah belahan Bumi, membuat kita sadar bahwa gempa Bumi merupakan salah satu bencana alam yang sangat mengerikan.

 

Bencana ini memakan korban cukup besar, baik korban jiwa, korban materiil maupun immateriil. Lantas apa yang sebaiknya dilakukan ketika terjadi gempa?

 

Berikut ini kami sampaikan beberapa hal yang harus dilakukan saat gempa Bumi terjadi!

 

1. Tetap Tenang dan Jangan Panik

 

Hal pertama yang harus diingat saat terjadi gempa Bumi ialah jangan panik. Kepanikan justru akan membuat kita tidak dapat berpikir jernih sehingga terjebak pada situasi yang membahayakan.

 

Tetap fokus dan tenang ketika gempa Bumi terjadi. Selamatkan diri dan orang-orang terkasih merupakan hal pertama yang harus dilakukan. Pikiran yang fokus dan tenang akan membantu kita untuk bertindak dengan tepat.

 

2. Matikan Kompor Saat Terjadi Gempa

 

Ingatlah untuk mematikan kompor saat terjadi gempa. Pasalnya, ketika terjadi gempa dan kompor masih menyala dapat berpotensi menimbulkan ledakan dan terjadi kebakaran.

 

3. Berlindung di Bawah Meja atau Kolong Tempat Tidur

 

Ketika terjadi gempa dan sedang berada di dalam rumah atau gedung, Anda dapat berlindung di bawah meja yang kokoh. Tujuannya supaya kita terhindar dari tertimpa reruntuhan. Karena saat atap atau bagian bangunan runtuh, reruntuhannya akan menimpa meja terlebih dahulu.

 

Dengan berlindung di bawah meja atau tempat tidur, kemungkinan untuk tetap hidup meski tertimbun bangunan masih cukup besar. Pasalnya, ruang yang tercipta di bawah meja atau kolong tempat tidur masih cukup melindungi Anda sampai bantuan datang.

 

4. Berhenti dan Keluar dari Kendaraan yang Bergerak

 

Jika Anda sedang berada dalam kendaraan yang bergerak ketika terjadi gempa bumi, segera hentikan kendaraan dan keluar dari kendaraan tersebut. Tapi tetap tenang dan jangan panik saat keluar dari kendaraan tersebut.

 

Ketika terjadi gempa bumi, Anda tidak memiliki ruang untuk menyelamatkan diri jika berada di dalam kendaraan yang bergerak. Kendaraan pun ikut terombang-ambing dan berpotensi terbalik. Oleh karena itu, segera keluar hentikan kendaraan dan keluar dari kendaraan tersebut.

 

Setelah keluar dari kendaraan, segera berlari menuju tempat yang terbuka jauh dari gedung-gedung tinggi agar tidak tertimpa reruntuhan dari gedung yang ambruk.

 

5. Berlari Menjauh dari Bibir Pantai

 

Jika Anda tinggal dekat dengan pantai, segera berlari menjauh dari bibir pantai. Ketika gempa bumi terjadi di lautan ada kemungkinan akan terjadi tsunami.

 

Dengan menjauhi area pesisir, setidaknya meningkatkan kemungkinan keselamatan Anda. Carilah tempat yang lebih tinggi agar Anda tidak terjangkau dari hempasan tsunami.

 

Tetapi perlu diingat juga untuk tidak menuju gedung saat terjadi gempa. Pasalnya, ada kemungkinan fondasi gedung dapat runtuh akibat guncangan gempa dan hempasan gelombang tsunami.

 

Memanjat pepohonan bahkan lebih baik ketimbang menaiki gedung. Sebab, dibandingkan gedung tinggi, pepohonan biasanya akan lebih kokoh.

 

Nah, itulah beberapa hal yang harus kita lakukan saat gempa terjadi. Sebagai tambahan, ada baiknya segala dokumen penting dan surat-surat berharga lainnya ditempatkan dalam satu koper atau wadah supaya mudah dicari dan dibawa ketika terjadi gempa bumi.

 

Semoga kita semua selalu dilindungi Allah SWT dari segala bencana. Amin.

 

Sumber:

https://id.wikipedia.org/wiki/Gempa_bumi

https://www.quipper.com

Post a Comment