Kilas Trending – Pandemi COVID-19 telah memasuki bulan ke-7 di Indonesia. Sejauh ini banyak bermunculan teori konspirasi terkait pandemi.

 

Mulai dari film dokumenter Plandemic (Mei 2020), klaim dari America’s Frontline Doctors (Agustus 2020), hingga klaim dari World Doctors Alliance (Oktober 2020).

 

Di bulan Oktober 2020 ini tengah ramai klaim dari World Doctors Alliance yang menentang kebenaran COVID-19.

 

Penelusuran Fakta: Klaim World Doctors Alliance yang Menantang Kebenaran COVID-19

Informasi terkait World Doctors Alliance ini salah satunya berasal dari akun Facebook NG Stevanus yang membagikan sebuah video berdurasi 8 menit 23 detik pada tanggal 25 Oktober 2020.


Baca juga: Mengenal Covifor, Terapi Obat COVID-19 yang Bisa Habiskan Biaya Hingga Rp18 Juta

 

Video tersebut berisi konferensi pers dari kelompok yang menamakan dirinya World Doctors Alliance. Video yang dibagikan akun NG Stevanus, sejauhi ini telah ditonton lebih dari 18 ribu kali dan dibagikan sebanyak 1.200 kali.

 

Sejumlah Klaim World Doctor Alliance Terkait COVID-19

 

Dalam video itu disampaikan beberapa klaim yang menyatakan antara lain sebagai berikut:

 

Ekle De Klerk

 

Seorang dokter umum dari Belanda bernama Ekle De Klerk yang tergabung dalam aliansi itu menyampaikan bahwa rumah sakit tidak penuh, orang-orang tidak sakit dan alat tes yang digunakan tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

 

David Kurten

 

David Kurten dari Inggris menyatakan bahwa virus corona penyebab pandemi COVID-19 tidak jauh lebih buruk dari flu musiman.

 

Menurutnya, pandemi ini hanya narasi yang menyebabkan bisnis hancur, membuat orang kehilangan kebebasan, dan sangat berbahaya bagi masyarakat dan kesehatan mental.

 

Agathe Dorado

 

Ada pula klaim dari Agathe Dorado dari Denmark yang menghubungkan 5G dengan virus corona baru. Menurutnya, tower 5G yang dipasang akan menyebabkan orang-orang di sekitarnya terkena flu.

 

Dolores Cahil

 

Berikutnya Dolores Cahil menyatakan bahwa virus corona merupakan penyebab penyakit flu musiman dari Desember hingga April yang tidak berbahaya.

 

Dolores mengklaim ada perawatan manjur yang dapat dijalani oleh pasien yang terjangkit virus tersebut, yakni menghirup steroid, hydroxychloroquine, dan zinc. Sehingga masyarakat tak perlu takut, panik, tak perlu memakai masker, apalagi menerapkan karantina ataupun lockdown.

 

Heiko Schöning

 

Video tersebut ditutup oleh klaim dari Dr. Heiko Schöning yang menyatakan bahwa tidak ada bukti dari apa yang disebut sebagai medical pandemic. Menurutnya, semua ini hanya semacam plandemic, atau pandemi yang direncanakan.

 

Penelusuran Fakta Terkait Klaim World Doctors Alliance

 

Video asli dari konferensi pers World Doctors Alliance ini diunggah di YouTube dengan durasi sepanjang 18 menit. Saat ini YouTube telah menurunkan videonya karena melanggar aturan pada platform tersebut. Tetapi potongan dari video tersebut masih tersebar di media sosial.


Baca juga: 3 Jenis Masker yang Direkomendasikan WHO untuk Mencegah Penularan COVID-19

 

Menurut WHO (World Health Organization) dan Pusat Pengendalian & Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, saat ini pandemi COVID-19 masih melanda dunia. Peningkatan jumlah kasus dan angka rawat inap pun masih membuat sebagian negara kewalahan menanganinya.

 

Sejumlah negara di Eropa juga sudah memberlakukan pembatasan wilayah guna menghalau gelombang kasus yang lebih besar.

 

Namun, seperti dilansir dari Factcheck.org yang merupakan lembaga pemeriksa fakta, pada 10 Oktober 2020 lalu Heiko Schöning seorang dokter di Jerman dan pemimpin dari Extra-parliamentary corona investigation committee (ACU 2020) mengumumkan pembentukan sebuah organisasi bernama World Doctors Alliance yang menantang kebenaran pandemi COVID-19.

 

Di situs worlddoctorsalliance.com aliansi tersebut mengklaim bahwa ‘pandemi’ pada dasarnya telah berakhir sejak Juni 2020. Kelompok ini kemudian membuat petisi untuk menghentikan lockdown yang menurut mereka berimbas pada ekonomi dan kesehatan mental masyarakat dunia.

 

Klaim-klaim yang mereka sampaikan pada petisi juga senada dengan yang disampaikan dalam video yang mereka unggah di YouTube.


 

Dalam video tersebut De Klerk menyampaikan bahwa COVID-19 setara dengan virus flu biasa. Hal ini pun telah lama disanggah oleh WHO, CDC, dan banyak ahli di dunia.

 

De Klerk juga mengklaim pendefinisian pandemi didasarkan pada alat tes yang buruk. Dalam versi video yang lebih panjang, De Klerk juga menklaim hasil uji menunjukkan hasil positif palsu dengan persentase 89-94%.

 

Sampai saat ini, tingkat akurasi alat tes dan hasil positif palsu masih diteliti lebih lanjut. Namun sebuah studi dari The Lancet Respiratory Medicine mengungkapkan bahwa di Inggris, angka positif palsu berada di kisaran 0,8 sampai 4%. Angka ini jauh lebih kecil dari klaim yang disampaikan De Klerk.

 

Selain itu banyak peneliti di dunia juga sepakat bahwa SARS-CoV-2 bukan merupakan jenis dari influenza.

 

Di Belanda sendiri (negara asal De Klerk) sudah ada lebih dari 6.800 kematian akibat COVID-19 di tahun 2020 ini. Lebih banyak dari 2.900 kematian yang disebabkan flu dan pneumonia yang terjadi di negara tersebut pada tahun 2018-2019.

 

Sementara di Amerika Serikat, COVID-19 telah menyebabkan lebih dari 220.000 kematian. Sedangkan data pada 2017-2018, flu musiman hanya menewaskan sekitar 61.000 orang.

 

Fakta menyebutkan sejauh ini COVID-19 telah membunuh lebih banyak orang Amerika dibandingkan dengan flu yang terjadi selama lima musim.

 

Klaim lainnya dari Dolores Cahil, merupakan dokter yang telah dikenal sebagai penyangkal COVID-19 menyatakan bahwa COVID-19 adalah virus musiman.

 

Klaim tersebut telah sejak lama dinyatakan bermasalah. Pasalnya, fakta bahwa virus ini telah menyerang sejak Desember dan melewati beberapa musim tidak dapat disangkali.

 

Cahil juga menyampaikan bahwa Hydroxychloroquine dan Zinc merupakan obat yang manjur untuk penderita COVID-19.

 

Akan tetapi penggunaan Hydroxychloroquine sebaiknya dikonsultasikan dengan dokter karena dapat menyebabkan beberapa efek samping, seperti sakit kepala, mual, muntah, nyeri lambung, hingga diare.

 

Cahil juga menyampaikan hanya ada 98 kematian di Irlandia karena virus corona baru sejak April 2020. Padahal menurut Kantor Pusat Statistik Irlandia, telah lebih dari 1.800 orang meninggal karena COVID-19 di negara itu.

 

Saat ini Cahil telah mendapat kecaman dari University College Dublin yang mengeluarkan pernyataan bahwa pendapat Cahil tidak ada hubungannya dengan kampus tersebut. Cahil juga diminta untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai panel medis Uni Eropa.

 

Selanjutnya klaim Agathe Dorade yang menyatakan tower 5G menyebarkan virus corona adalah klaim yang terbukti salah dan menyesatkan.

 

Klaim dari Heiko Schöning terkait tidak adanya bukti medical pandemic juga sudah disanggah oleh situs Health Feedback. Seperti yang dijelaskan situs tersebut, pandemi didefinisikan sebagai penyebaran epidemi di seluruh dunia.

 

Epidemi sendiri diartikan sebagai meluasnya penyebaran penyakit di dalam daerah tertentu di sebuah negara hingga kawasan. Hal ini berlawanan dengan asumsi umum yang menyebutkan klasifikasi penyakit sebagai pandemi terkait dengan tingkat keparahan penyakit.

 

Sebaliknya, istilah pandemi digunakan ketika penyebaran penyakit terjadi secara simultan di seluruh dunia. Selain itu, WHO juga mendefinisikan pandemi mencakup aspek kebaruan penyakit dengan mempertimbangkan pandemi sebagai “penyebaran penyakit baru di seluruh dunia”.

 

Direktur Jenderal WHO secara resmi telah menyatakan pada 11 Maret 2020 bahwa COVID-10 adalah pandemi. Pernyataan tersebut didasarkan dari pengamatan bahwa virus baru ini telah menyebabkan 118 ribu kasus di 114 negara pada saat itu.


Jangan lewatkan: Gejala dan Cara Pencegahan Norovirus

 

Hingga Oktober 2020 ini, WHO melaporkan telah ada 37 juta kasus dan 1 juta kematian akibat COVID-19 di seluruh dunia. Distribusi geografis COVID-19 menunjukkan bahwa virus corona baru telah menjangkiti semua wilayah di dunia, meskipun berada dalam tingkatan yang berbeda-beda.

 

Situasi inilah yang menjadikan status virus corona baru penyebab COVID-19 sebagai pandemi.

 

Kesimpulan Atas Klaim World Doctors Alliance

 

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan di atas, dapat disimpulkan bahwa video dari World Doctors Alliance terkait pandemi COVID-19 adalah salah dan menyesatkan (false & misleading).

 

Klaim-klaim yang disampaikan organisasi tersebut tidak tepat dan berpotensi membahayakan kelompok rentan.


Sumber:

https://tirto.id/sangkalan-world-doctors-alliance-terkait-covid-19-hoaksfakta-f6nj

Post a Comment