Kilas Trending – Misteri masih tersimpan tentang bagaimana hancurnya kota Romawi kuno Pompeii pada tahun 79 Masehi. Bahkan setelah berabad-abad berlalu.
Sisa-sisa dari peninggalan di masa lampau, baru-baru ini kembali terungkap setelah para arkeolog mengumumkan penemuan dua kerangka terbaru dari korban letusan gunung Vesuvius di kota Pompeii 2.000 tahun lalu.
Menariknya, meski berabad-abad telah berlalu kerangka-kerangka yang ditemukan masih dalam kondisi baik, bahkan ‘nyaris sempurna’.
Kedua kerangka berjenis kelamin laki-laki tampak berbaring berdekatan dan diduga kuat berstatus sebagai orang kaya dengan budaknya.
Baca juga: Fakta-fakta Tragedi Kecelakaan Kereta Api Bintaro 1987
Para peneliti meyakini bahwa mereka telah lolos dari fase awal letusan ketika kota itu diselimuti abu vulkanik, tetapi kemudian tewas dalam letusan susulan yang terjadi pada keesokan harinya.
Ditemukan pada Penggalian Sedalam 2 Meter
Menurut direktur Arkeologi Pompeii Massimo Osanna, lokasi dimana kedua korban ditemukan dulunya merupakan vila elegan dengan pemandangan laut mediterania.
Kerangka keduanya ditemukan usai penggalian sedalam 2 meter, terletak di lorong panjang yang pada era-nya disebut ‘cryptoporticus’.
Dilansir dari Associated Press, Osanna mengatakan para korban mungkin mencari perlindungan di cryptoporticus di mana mereka pikir mereka lebih terlindungi di ruang bawah tanah tersebut.
Berdasarkan pengamatan dari tulang tengkorak dan gigi, terungkap bahwa kedua korban memiliki rentan usia berbeda, dimana yang satu berkisar 18-25 tahun, sedangkan satunya lagi berusia antara 30-40 tahun.
Dari penemuan ini juga terungkap kondisi pria yang lebih muda memiliki tulang belakang dengan cakram yang terkompresi, dimana menandakan bahwa dia adalah seseorang yang terbiasa melakukan kerja kasar.
Sementara kerangka pria yang lebih tua memiliki struktur tulang yang kuat terutama di area dada.
Berdasarkan kesan lipatan kain yang tertinggal di lapisan abu, pria yang lebih muda tampak mengenakan tunik pendek. Sedangkan korban yang lebih tua memiliki mantel di bahu kirinya.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, para arkeolog pun berhipotesis terkait status di antara keduanya, yakni ‘orang kaya’ dengan ‘budaknya’.
Menurut Osanna, kedua korban mungkin mencari perlindungan saat mereka tersapu arus piroklastik pada pagi hari. Kematian yang terjadi diakibatkan sengatan panas seperti yang juga ditunjukkan oleh kaki dan tangan keduanya yang terkepal.
Arkeolog Terus Menggali di Tengah Pandemi
Osanna mengatakan bahwa selama penelitian, teknik yang digunakan arkeolog Pompeii adalah dengan menuangkan kapur cair ke dalam rongga-rongga yang terbentuk akibat proses pembusukan mayat.
Simak juga: Mitos dan Fakta Lintang Kemukus, Diyakini Sebagai Pertanda Buruk
Teknik yang mulai digunakan sejak tahun 1800-an ini akan membantu peneliti memberikan gambaran terkait bentuk dan posisi korban sebelum kematian, serta membuat sisa-sisa kerangka terlihat seperti patung.
Nantinya selama beberapa bulan mendatang akan dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengungkapkan secara pasti kemana tujuan dan peran apa yang mereka mainkan di dalam vila tersebut.
Sementara itu, di area tersebut juga merupakan lokasi yang sama dengan ditemukannya sisa-sisa tiga bangkai kuda pada tahun 2017 lalu.
Penggalian terbaru yang sekarang ini sedang dilakukan oleh para arkeolog berada di bawah yuridiksi Kementerian Kebudayaan Italia. Proyek ini merupakan bagian dari proyek senilai 1 juta Euro (sekitar Rp16,8 miliar).
Penelitian di situs sejarah tersebut masih terus dilanjutkan meski wisatawan tetap dilarang berkunjung karena protokol penanganan pandemi COVID-19.
Pentingnya Penelitian Kota Kuno Pompeii
Tragedi kota kuno Pompeii yang terjadi setelah meletusnya Gunung Vesuvius menghancurkan seisi kota dan menewaskan para penduduknya.
Reruntuhan kota pun baru ditemukan pada abad ke-16 dengan penggalian pertama dimulai sejak tahun 1748. Sampai saat ini ada lebih dari 1.500 dari sekitar 2.000 korban yang telah ditemukan selama berabad-abad.
Penemuan yang terbaru ini telah menambah serangkaian penemuan menarik lainnya dalam beberapa tahun terakhir yang mengungkapkan banyak hal mengenai tragedi kota kuno Pompeii.
Penemuan-penemuan korban manusia yang pernah terjadi, terdapat di antaranya temuan jenazah dua wanita dan tiga anak yang ditemukan meringkuk di kamar sebuah vila di kawasan Regio V pada Oktober 2018.
Selain itu, pada seminggu sebelumnya di vila yang sama juga ditemukan prasasti arang yang menunjukkan bahwa Gunung Vesuvius sebenarnya meletus pada Oktober AD79. Bukan seperti yang diperkirakan sebelumnya yaitu pada bulan Agustus AD79.
Menteri Kebudayaan Italia Dario Franceschini juga mengutarakan agar penemuan terbaru ini dapat menggarisbawahi betapa pentingnya Pompeii sebagai tempat untuk studi dan penelitian.
Sumber:
https://www.idntimes.com/news/world/calledasia/nyaris-sempurna-dua-tubuh-korban-pompeii-2000-tahun-lalu-ditemukan-c1c2/3