Kilas Trending – Dikabarkan kini China sedang dilanda wabah Norovirus yang sudah membuat puluhan mahasiswa di China jatuh sakit.
Padahal, wabah virus Corona saja belum usai, namun Norovirus yang sangat menular ini membuat para mahasiswa China itu muntah-muntah dan diare.
Dikutip dari media China, Global Times, Selasa (13/10/2020), kasus Norovirus atau dikenal juga dengan istilah flu perut mulai mencuat di Shanxi dan semakin membebani layanan kesehatan setempat.
Baca juga: Mengenal Covifor, Terapi Obat COVID-19 yang Bisa Habiskan Biaya Hingga Rp18 Juta
Sejumlah mahasiswa yang jatuh sakit dirawat di asrama terdekat dengan gejala yang ditunjukkan antara lain muntah-muntah, diare, dan demam.
Dikonfirmasi oleh otoritas pengendalian penyakit setempat bahwa gejala-gejala tersebut disebabkan oleh infeksi Norovirus. Munculnya wabah Norovirus ini membuat situasi kian sulit mengingat wabah Corona (COVID-19) yang belum usai di Tiongkok.
Lantas, apa itu Norovirus? Dan apa bedanya dengan Coronavirus? Berikut kami sampaikan ulasannya kepada Anda.
Apa Itu Norovirus?
Diketahui, Norovirus berasal dari keluarga yang sama sekali berbeda dengan Coronavirus yang saat ini tengah mewabah secara global.
Coronavirus dapat menular dengan mudah antar manusia bahkan melalui hembusan napas seseorang yang terinfeksi. Sedangkan Norovirus dapat menyebar ke manusia lewat kontak dengan kotoran manusia yang telah terinfeksi.
Jangan lewatkan: 3 Jenis Masker yang Direkomendasikan WHO untuk Mencegah Penularan COVID-19
Norovirus dapat menyebabkan penderitanya muntah dan diare, serta sangat menular dan terkadang bisa mematikan. Selain dapat menyebar lewat kontak dengan penderita, Norovirus juga dapat menyebar melalui konsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi virus tersebut.
Dilaporkan oleh Global Times, setiap tahunnya Norovirus telah menginfeksi sekitar 685 juta orang di seluruh dunia, dan kini tengah menjadi masalah kesehatan di China.
Otoritas China memberikan izin untuk uji klinis bagi vaksin tetravalen pertama di dunia untuk melawan Norovirus sejak Februari 2019.
Seperti dilaporkan Xinhua News Agency, vaksi tersebut telah mengalami pengembangan selama 4 tahun dan secara teoritis mampu mencegah 80-90 persen infeksi Norovirus pada manusia
Berdasarkan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, bahwa ada lebih dari 30 wabah Norovirus dilaporkan secara nasional sejak September yang lalu.
Wabah-wabah tersebut melibatkan sekitar 1.500 kasus Norovirus yang mayoritas muncul di kantin-kantin kampus di mana banyak mahasiswa jatuh sakit usai mengkonsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi.
Para pasien seringkali mengalami gejala gastrointestinal seperti mual, sakit perut, muntah, dan diare dalam waktu 24 jam sesudah makan.
Pihak Universitas Keuangan dan Ekonomi Shanxi yang dilanda wabah Norovirus memberikan keterangan bahwa kondisi para mahasiswa yang jatuh sakit sudah membaik dan banyak yang sudah sembuh dari penyakit tersebut.
Departemen Pengawas Kesehatan setempat telah melakukan pemeriksaan, dan hasilnya tidak menemukan satupun sumber makanan terkontaminasi yang mungkin menyebabkan wabah Norovirus.
Air minum dan air keran kampus juga telah dinyatakan bukan menjadi penyebab dari wabah tersebut. Meski demikian, beberapa mahasiswa menjadi khawatir terkait keamanan makanan yang mereka konsumsi sehari-hari.
Sumber: news.detik.com