Kilas Trending – Norovirus yang namanya muncul pada pekan lalu kembali mencuri perhatian masyarakat di tengah pandemi virus corona.

 


Di China pada pekan lalu sebanyak 70 mahasiswa terinfeksi norovirus. Kejadian ini tepatnya di sebuah Universitas di Taiyuan, ibu kota Provinsi Shanxi, China utara. Para mahasiswa itu mengalami diare dan muntah.

Baca juga: Corona Belum Usai, Wabah Norovirus Melanda Tiongkok

 

Ari Fahrial Syam S selaku Guru Besar Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM, menyebutkan virus ini sebenarnya bukanlah virus baru.

 

Di seluruh dunia, norovirus menjadi salah satu penyebab utama terjadinya infeksi usus akut (gastroenteritis).

 

Virus ini juga sudah mulai bermunculan di Indonesia, seperti yang pernah dilaporkan dalam Jurnal of Medical Virology pada Mei 2020.

 

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 91 sampel feses yang diperiksa, terdapat 14 sampel (15,4%) yang terinfeksi Norovirus.

 

Sampel tersebut diambil dari beberapa RS di kota Jambi pada awal tahun 2019. Kasus yang sama juga pernah dilaporkan di beberapa kota di Indonesia.

 

Menurut Ari, kualitas makanan yang harus sehat menjadi upaya yang perlu dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadi KLB akibat virus ini. Di samping itu, mencuci tangan pakai sabun juga harus selalu dilakukan ketika hendak mengonsumsi makanan.

 

Gejala dan Penularan Norovirus

 

Norovirus ditularkan lewat makanan. Secara umum gejala yang muncul saat seseorang mengalami keracunan makanan antara lain nyeri perut, diare, demam, mual, dan muntah.

 

Gejala klinis akibat Norovirus dapat muncul dalam 24 jam setelah mengonsumsi makanan yang terkontaminasi virus.

 

Berdasarkan data dari Center for Disease Control and Prevention China, sejak September2020 sudah terjadi lebih dari 30 Kejadian Luar Biasa (KLB). Peristiwa ini melibatkan 1.500 kasus terutama yang ditularkan melalui kantin karena adanya makanan yang terkontaminasi.


Simak juga: Mengenal Covifor, Terapi Obat COVID-19 yang Bisa Habiskan Biaya Hingga Rp18 Juta

 

Sementara itu, dilansir dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika (CDC), Norovirus merupakan virus yang sangat menular. Orang-orang dari segala usia dapat terinfeksi dan sakit akibat Norovirus.

 

Norovirus menyebabkan radang lambung atau usus yang juga disebut dengan gastroenteritis akut. Seseorang biasanya akan mengalami gejala 12-48 jam setelah terinfeksi Norovirus. Namun, kebanyakan orang dengan penyakit Norovirus dapat membaik dalam 1 hingga 3 hari.

 

Meski tidak ada hubungannya dengan flu yang disebabkan virus influenza, Norovirus kerap kali disebut flu perut atau penyakit perut.

 

Pengobatan Norovirus

 

Jika ada di antara kita yang menderita Norovirus, pengobatan utama yang perlu dilakukan adalah menggantikan cairan tubuh dengan banyak minum.

 

Ketika terinfeksi Norovirus, seseorang bisa merasa sangat sakit di bagian perut, dan mengalami muntah atau diare berkali-kali dalam sehari.

 

Gejala ini dapat menyebabkan dehidrasi, terutama pada anak-anak, lansia, dan orang dengan penyakit lain.

 

Orang dengan penyakit Norovirus dapat melepaskan miliaran partikel Norovirus. Tetapi hanya dengan sedikit partikel virus saja, dapat membuat orang lain terinfeksi dan sakit.

 

Ada begitu banyak jenis Norovirus sehingga seseorang bisa menderita penyakit Norovirus berkali-kali dalam hidupnya.

 

Seseorang yang terinfeksi satu jenis Norovirus kemudian sembuh, mungkin tidak melindungi dari jenis lain. Namun dimungkinkan tubuh untuk mengembangkan kekebalan terhadap Norovirus jenis tertentu.

 

Belum diketahui secara pasti berapa lama kekebalan tubuh tersebut bertahan. Itulah mengapa begitu banyak orang dari segala usia terinfeksi selama wabah Norovirus. Di samping itu, faktor genetik juga menentukan kerentanan seseorang terhadap infeksi Norovirus.

 

Sumber:

https://republika.co.id/berita/qihg7e368/faktafakta-norovirus-gejala-dan-cara-pencegahannya

Post a Comment