Kilas Trending – Mari kita mengenal lebih mendalam profesi Marshaller, si tukang parkir pesawat yang belakangan ini tengah viral.

 

Nama juru parkir mungkin lebih identik di kalangan pengendara sepeda motor ataupun mobil. Namun, tahukah Anda kalau profesi juru parkir juga ada di dunia penerbangan?

 

Mengenal Profesi Marshaller atau Juru Parkir Pesawat Terbang

Bagi Anda yang kerap melakukan perjalanan menggunakan pesawat terbang mungkin pernah sekali atau dua kali memperhatikan keberadaan juru parkir pesawat ini di landasan bandara. Biasanya, mereka akan terlihat di saat sebelum dan setelah pesawat take off.


Baca juga: Fakta-fakta Larangan PNS Gabung Ormas Terlarang

 

Namun, sebelum membahas lebih jauh mengenai profesi pemandu pesawat ini, ada baiknya kita ketahui sekilas tentang induknya terlebih dahulu.

 

Di Indonesia, marshaller tergabung dalam perusahaan Gapura Angkasa, perusahaan yang terpisah dari maskapai. Mereka bekerja dalam satu tim ground handling atau layanan darat.

 

Begitu banyak pekerjaan yang ditangani oleh PT Gapura Angkasa, meliputi sebelum dan sesudah (pre- dan post-) penerbangan. Bisa dikatakan bahwa bidang pekerjaan mereka melebihi dari yang kita kira.

 

Misalnya saja bidang operator termasuk memandu parkir suatu pesawat. Operator Garbarata ini juga dilakukan oleh Gapura Angkasa. Termasuk petugas pemandu pesawat sampai petugas yang mendorong pesawat atau push back car.

 

Gapura Angkasa juga menyediakan bus-bus pengangkut penumpang dari dan ke pesawat setelah melewati gerbang boarding.

 

Selain menyediakan ragam alat berat seperti GSE (Ground Support Equipment), Gapura Angkasa juga menyediakan push back car dan bagagge towing tractor untuk menarik gerobak atau alat-alat lainnya yang berguna memasukkan bagasi ke kompartemen yang tinggi.

 

Berbagai peralatan supporting juga dimiliki Gapura Angkasa, seperti ground power untuk electrical pesawat, ACU (Air Conditioner Unit) untuk memberi udara dingin atau AC ke kabin pesawat, dan power starter unit untuk menggerakkan engine pesawat dalam kondisi mati.

 

Peralatan seperti water service truck untuk men-supply air, truck-truck, dan alat pendukung lain di darat juga disediakan oleh Gapura Angkasa.

 

Para petugas yang membawa atau mengoperasikan alat-alat Gapura ini harus memiliki kualifikasi dan sertifikat yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan.

 

Jadi, tidak boleh sembarangan karena setiap orang memiliki sertifikat yang berbeda untuk suatu alat, dan tidak boleh mengoperasikan alat lain yang tidak sesuai dengan kualifikasinya.

 

Apa Itu Marshaller atau Juru Parkir Pesawat?

 

Mengenal Profesi Marshaller atau Juru Parkir Pesawat Terbang

Bagi para penumpang pesawat terbang, profesi marshaller atau juru parkir pesawat kerap terabaikan. Padahal, profesi ini memiliki peran yang vital.

 

Berikut ini kami sampaikan 5 alasan mengapa profesi Marshaller atau juru parkir pesawat begitu vital:

 

1. Sebagai Pemandu Pilot saat Memarkir Pesawat

 

Para marshaller bisa dikatakan sebagai kepanjangan mata para pilot saat mengemudikan pesawat di bandara. Para juru parkir inilah yang akan memandu pesawat ke lokasi parkir mereka yang dinamis.

 

Para juru parkir pesawat berkomunikasi dengan pilot menggunakan gerak badan mereka dan memberi tahu arah persis di mana pesawat berhenti.

 

Saat bekerja, para marshaller juga haru memastikan bahwa jalur dan area parkir pesawat bebas dari segala benda asing.

 

Bahkan, di tengah kondisi buruk, seperti hujan maupun badai, para marshaller tetap harus bekerja demi memastikan pesawat terparkir dengan tepat dan selamat.

 

2. Komponen Penting Keselamatan Transportasi Udara

 

Profesi marshaller juga tidak berdiri sendiri. Dalam prosesnya, setiap pesawat yang akan mendarat wajib berkomunikasi dengan pengendali di bandara.

 

Selanjutnya, pilot berkoordinasi dengan teknisi perawatan pesawat yang akan memberi informasi parkir pada marshaller. Setelah itu, barulah sang juru parkir pesawat tiba di lapangan dan memandu pilot untuk memarkirkan pesawat yang dikemudikannya.

 

3. Memerlukan Syarat Akademik

 

Menjadi seorang marshaller juga dituntut syarat akademik. Umumnya, seseorang minimal harus memiliki ijazah diploma.

 

Namun dikutip dari situs penerbangan, hanya di Indonesia seseorang dengan lulusan minimal SMA/SMK sederajat masih bisa bekerja sebagai juru parkir pesawat. Sedangkan untuk usia maksimal adalah 24 tahun.

 

Seseorang yang ingin menjadi juru parkir pesawat juga tidak bisa sembarangan, ia harus menempuh pelatihan khusus terkait cara membaca sinyal.

 

4. Banyak Aturan Khusus yang Harus Dipahami

 

Seorang marshaller juga harus paham berbagai aturan yang sangat ketat. Seperti hanya boleh memarkir maksimal 5 pesawat setiap hari dan dapat bekerja hingga 13 jam sehari atau lewat sistem shift yang diselingi dengan istirahat atau break.

 

Umumnya, jam kerja Marshaller mulai dari pukul 06.00 s/d 19.00 dan 18.00 s/d 07.00 pagi.

 

5. Dibekali Peralatan Khusus

 

Saat bertugas, juru parkir pesawat juga dilengkapi dengan berbagai peralatan khusus, seperti penutup kuping untuk meredam bunyi bising, sepatu dengan ujung besi, serta tongkat LED dan jaket neon.

 

Berapa Gaji Seorang Marshaller di Indonesia?

 

Mengenal Profesi Marshaller atau Juru Parkir Pesawat Terbang

Belakangan ini, besaran gaji seorang marshaller menjadi perbincangan hangat di kalangan netizen. Emangnya, berapa sih gaji Marshaller di Indonesia?

 

Perlu diingat, seorang Marshaller memiliki tugas memberikan perintah atau arah kepada pesawat yang akan parkir atau mendekat ke garbarata di apron bandara.

 

Di luar negeri, profesi Marshaller dapat menerima gaji mulai dari Rp500 juta sampai Rp 1 miliar per tahun. Besaran gaji tersebut bergantung pada pengalaman yang dimiliki dan maskapai yang mempekerjakannya.

 

Besaran gaji Marshaller ini tentunya disesuaikan dengan kemampuan di masing-masing negara. Jadi, bisa saja satu negara memberikan gaji yang jika dirupiahkan cukup besar, dan bisa juga di lain negara gajinya lebih kecil.

 

Bahkan di Indonesia, gaji Marshaller masih mengikuti standar gaji UMR di daerah masing-masing. Tentunya ditambah pula dengan tunjangan-tunjangan keahlian yang dimiliki, dan bergantung pada sudah berapa lama dia bekerja sebagai Marshaller.

 

Profesi Marshaller tidak memerlukan sekolah atau pendidikan tertentu yang memakan waktu lama dan biaya yang besar.

 

Mereka hanya memerlukan latihan sebentar dan standar lisensi yang dikeluarkan oleh Kementerian Perhubungan.

 

Terkait dengan lisensi, tentunya hampir semua yang mengoperasikan kendaraan atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan pesawat terbang diwajibkan memiliki lisensi sesuai bidangnya masing-masing.

 

Mulai dari teknisi, pengemudi mobil pendorong/penarik pesawat, pengemudi mobil penarik kargo/bagasi penumpang, hingga juru parkir pesawat, semua memerlukan lisensi sesuai dengan bidang pekerjaannya.

 

Profesi Marshaller di negara-negara maju tentu digaji sesuai standard di negara tersebut. Terlebih lagi, saat ini profesi juru parkir pesawat mulai diganti dengan sistem otomatis yang disebut VDGS (Visual Docking Guidance System).

 

Sebenarnya sistem VDGS ini sudah ada sejak tahun 1970-an, namun penggunaannya memang masih bertahap. Belum semua negara menerapkannya.

 

Misalnya saja di bandara Changi Singapura, hampir semua parking stand telah menggunakan system VDGS dan Marshaller hanya sebagai backup apabila sistem tersebut gagal atau mengalami gangguan.

 

Di Indonesia, sistem VDGS baru digunakan di Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta dan Marshaller sebagai backup. Sedangkan untuk Terminal 1 dan Terminal 2, parkir pesawat masih sepenuhnya menggunakan tenaga Marshaller.

 

Bagaimana Cara Menjadi Marshaller, dan Berapa Biayanya?

 

Bagi Anda yang berminat menjadi juru parkir pesawat atau Marshaller pasti ingin tahu bagaimana cara dan berapa perkiraan biayanya.

 

Profesi Marshaller memegang peranan penting dalam dunia penerbangan. Selain itu, profesi ini juga disebut memberi penghasilan yang cukup besar.

 

Untuk menjadi seorang Marshaller, Anda bisa menempuh pendidikan atau pelatihan di bidang penerbangan.

 

Ada begitu banyak institusi pendidikan yang bergerak di bidang penerbangan, namun jangan sampai salah pilih.

 

Pastikan institusi pendidikan tersebut juga memiliki koneksi dengan maskapai, bandara, ataupun perusahaan terkait.

 

Nantinya, seorang Air Marshaller atau juru parkir pesawat tidak hanya dibekali dengan pengenalan sandi-sandi penerbangan, tapi juga keahlian customer service, complaint handling, serta penguasaan Bahasa Inggri yang terkait dengan dunia penerbangan.

 

Ketika Anda lulus, nantinya akan mendapatkan sertifikat kompetensi yang dikeluarkan oleh BNSP (Badan Nasional Sertifikasi Penerbangan) Indonesia.

 

Adapun persyaratan yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang Marshaller, di antaranya:

  • Usia minimal 18 tahun, dan maksimal 27 tahun.
  • Lulusan SMA/sederajat.
  • Tidak buta warna.
  • Memiliki sertifikasi sebagai Marshaller.
  • dan Persyaratan formal lainnya.

 

Untuk biaya pendidikan selama satu tahun, diperkirakan mencapai Rp4,5 juta. Tentunya ada begitu banyak institusi pendidikan penerbangan di sejumlah daerah.

 

Namun satu yang perlu dicatat, pastikan jika institusi penyedia pelatihan sebagai Marshaller yang Anda pilih telah tersertifikasi dan berafiliasi dengan pihak Kemenhub dan stakeholder terkait. Tentunya hal ini sangat penting demi keabsahan dan jenjang karir profesionalmu ke depan.

 

Demikian informasi yang dapat kami sampaikan tentang profesi Marshaller atau Juru Parkir Pesawat. Semoga bermanfaat.


Sumber:

travel.detik.com

Post a Comment