Kilas Trending – Apa itu Lintang Kemukus? Baru-baru ini lintang kemukus menjadi salah satu trending di kalangan netizen Tanah Air.

 

Mitos dan Fakta Lintang Kemukus, Diyakini Sebagai Pertanda Buruk

Berawal dari beredarnya foto-foto fenomena langit yang diklaim sebagai lintang kemukus di beberapa daerah.

 

Sebelum terjadinya fenomena ini, beberapa waktu yang lalu juga ada fenomena langit berupa hujan meteor Draconid.


Baca juga: Mengenal Covifor, Terapi Obat COVID-19 yang Bisa Habiskan Biaya Hingga Rp18 Juta

 

Sebenarnya apa lintang kemukus itu, dan apakah berkaitan dengan hujan meteor yang terjadi di beberapa daerah tersebut?

 

Berikut kami sampaikan serba-serbi, serta mitos dan fakta tentang lintang kemukus.

 

Apa Itu Lintang Kemukus?

 

Lintang kemukus yang ramai diperbincangkan netizen berbentuk garis sinar oranye yang tampak di angkasa. Fenomena langit ini terlihat oleh netizen di beberapa daerah di Pulau Jawa, antara lain Bojonegoro, Tuban, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Karawang.

 

Fenomena ini juga sempat dikait-kaitkan dengan pandemi Covid-19 ketika terlihat di Yogyakarta pada April 2020 lalu. Lantas, sebenarnya apa sih lintang kemukus itu?

 

Menurut Guru Besar Antropologi Sastra, Prof. Dr. Suwardi Endraswara, M. Hum, istilah lintang kemukus berasal dari bahasa Jawa, yakni lintang artinya bintang dan kukus artinya asap.

 

Lintang kemukus dalam kosmologi Jawa, merupakan tetenger atau penanda akan datangnya zaman jungkir balik.

 

Munculnya istilah ini berasal dari pengalaman fenomenologis masyarakat yang telah dialami berulang kali.

 

Ni Nyoman Dhitasari juga pernah membahas tentang Lintang Kemukus, ia menyebutnya sebagai Komet Van Java.

 

Dari buku Sejarah Kutha Sala: Kraton Sala, Bengawan Sala, Gunung Lawu karya R.M. Ng. Tiknopranoto dan R. Mardisuwignya, kemunculan Lintang Kemukus memiliki sejumlah mitos yang sebagian besar dipercaya sebagai pertanda buruk.


Simak juga: Waspada! Dua Wilayah di Pulau Jawa Berisiko Tsunami 20 Meter

 

Mitos Lintang Kemukus Sebagai Pertanda Buruk

 

Kebanyakan mitos menyebutkan bahwa kemunculan lintang kemukus diyakini sebagai sebuah pertanda buruk.

 

Sedangkan dalam buku sejarah Kutha Sala: Kraton Sala, Bengawan Sala, Gunung Lawu, makna kemunculan Lintang Kemukus didasari pada arah datangnya komet tersebut.

 

Misalnya, ketika lintang kemukus datang dari arah Utara, dianggap sebagai pertanda akan munculnya perselisihan yang berkembang menjadi peperangan.

 

Sementara jika datang dari arah Tenggara, lintang kemukus diyakini sebagai pertanda ada raja meninggal atau akan muncul wabah penyakit.

 

Mitos lainnya tentang lintang kemukus juga menganggap komet ini sebagai hantu pembawa maut yang berwujud bola arwah.

 

Terkadang, lintang kemukus tampak sebagai rombongan prajurit ganas yang dapat membunuh manusia saat tertidur lelap.

 

Selain itu, hantu pembawa maut bernama Lampor ini juga kerap menimbulkan suara gaduh yang terdengar layaknya iringan kereta kuda dan derap kaki rombongan pasukan.

 

Di daerah Jawa Timur, kemunculan Lampor dipercaya sebagai pertanda akan adanya wabah penyakit. Sementara di Yogyakarta, rombongan tersebut diyakini sebagai pasukan Nyi Roro Kidul yang sedang bergerak dari laut Selatan ke Keraton Yogyakarta atau Gunung Merapi.

 

Fakta Ilmiah Lintang Kemukus

 

Meskipun banyak netizen yang mengaitkan penampakan hujan meteor yang viral di media sosial sebagai Lintang Kemukus, secara astronomis fenomena ini tidak ada hubungannya dengan mitos tersebut.

 

Dijelaskan oleh peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan), Emanuel Sungging Mumpuni bahwa Lintang Kemukus yang diperbincangkan tersebut sebenarnya adalah jenis fireball atau meteor yang agak besar.

 

Fenomena hujan meteor draconid memang beberapa kali terjadi di bulan Oktober ini. Draconid sendiri adalah hujan meteor tahunan yang muncul setiap bulan Oktober, tepatnya antara tanggal 6-10 Oktober.

 

Draconid dapat dilihat dengan kasat mata ketika langit dalam keadaan cerah. Para ahli pun menilai hujan meteor ini sebagai fenomena langit yang normal terjadi dan tidak membahayakan.

 

Demikian ulasan mitos dan fakta seputar lintang kemukus. Semoga tidak lagi menimbulkan keresahan di masyarakat.

 

Sumber: www.suara.com

Post a Comment